Suka Gawai – Sejak di hadirkannya ChatGPT pada bulan November tahun 2022 lalu, sosok di balik teknologi tersebut yakni OpenAI. Adapun, OpenAI ini sedang ramai dibicarakan dan sering kali menghiasi beranda sosial media. Terkenal dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) maupun kecerdasan buatan, sebenarnya apa yang di maksud dengan OpenAI?
Apa Itu OpenAI?
Didirikan pada tahun 2015 lalu, Open AI merupakan sebuah laboratorium riset dan penerapan artificial intelligence (AI) yang lokasinya di San Francisco, Amerika Serikat. Adapun, OpenAI ini juga mempunyai misi untuk memastikan jika artificial general intelligence (AGI), perangkat lunak yang sama cerdasnya dengan manusia yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Lebih lanjut, OpenAI ini di hadirkan oleh beberapa tokoh terkemuka di dalam industri teknologi. Termasuk salah satunya Sam Altman, Greg Brockman, Elon Musk, Ilya Sutskever, John Schulman, serta Wojciech Zaremba. Namun perlu Anda ketahui, pada tahun 2018 lalu, Elon Musk resmi mengundurkan diri dari dewan direksi OpenAI. Hal ini karena adanya potensi konflik kepentingan dengan perusahaannya yang lainnya termasuk Tesla dan SpaceX.
Sejarah OpenAI
Lalu, bagaimana sejarah OpenAI mulai dari pertama kali di dirikann hingga bisa sukses seperti sekarang? Pada bulan Desember 2015, eksekutif teknologi terkemuka telah menjanjikan dana dengan sebesar $1 milyar atau sama dengan Rp15 triliun untuk OpenAI. Hal ini di lakukan dalam rangka mengembangkan AI yang mampu memberikan banyak manfaat bagi manusia.
Sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendukung laboratorium ini termasuk Peter Thiel (salah satu pendiri Paypal), perusahaan teknologi raksasa India Infosys. Serta ada Elon Musk (CEO Tesla Motors dan SpaceX), dan juga Amazon Web Services.
Pada waktu itu, Open AI mengatakan jika mereka mengharapkan penelitiannya untuk bisa fokus pada dampak positif AI bagi kehidupan manusia. Dalam pembentukan produk AI-nya, OpenAI telah menetapkan jalan yang rumit karena mereka memakai data dalam jumlah yang sangat besar dan jaringan saraf yang kuat. Bahkan ada perangkat lunak yang di dasarkan pada neuron di otak manusia.
Pertama kali didirikan, Open AI merupakan sebuah organisasi non-profit yang bertujuan untuk bisa membangun perangkat lunak AI secara transparan. Serta mampu membuat produknya menjadi sumber terbuka agar dunia bisa mendapatkan manfaatnya, menurut laporan Washington Post.
Namun pada tahun 2019, OpenAI bertransisi menjadi sebuah perusahaan nirlaba dengan struktur yang sedikit berbeda dengan tujuan untuk membatasi keuntungan investor di kelipatan tertentu dari investasi mereka.
Fungsi OpenAI
Sangat terkenal dengan laboratorium penelitian kecerdasan buatan (AI) yang terdiri dari peneliti dan teknisi yang bekerja dalam membangun sistem AI canggih. Pembentukan OpenAI ini bertujuan untuk bisa memastikan bahwa kecerdasan buatan yang di kembangkan dengan cara aman dan bermanfaat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ada.
Fungsi utama OpenAI yaitu melakukan penelitian di dalam bidang kecerdasan buatan (AI), dan mengembangkan teknologi AI. Sampai saat ini, OpenAI ini berfokus di berbagai aplikasi AI, termasuk diantaranya pemrosesan bahasa alami, robotika, visi komputer, serta pembelajaran penguatan.
Tidak hanya itu saja, saat ini OpenAI juga mengembangkan alat dan platform AI yang telah di rancang untuk bisa di akses oleh para peneliti, pengembang, serta bisnis.
Dengan kehadirannya, OpenAI ini berkomitmen untuk mempromosikan transparansi dan keamanan di dalam pengembangan sistem AI. Khususnya yang menjalin kerja sama dengan para pembuat kebijakan, peneliti, dan pemangku kepentingan yang lainnya. Dengan tujuan untuk memastikan bahwa AI ini di kembangkan dengan cara yang aman, etis, serta bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Produk-Produk OpenAI
Telah tercatat secara resmi, OpenAI ini berhasil mengembangkan banyak produk dan alat bantu AI yang telah di rancang agar mudah di akses oleh para peneliti, pengembang, serta bisnis. Beberapa produk AI yang terkenal dan di kembangkan oleh OpenAI yakni sebagai berikut:
- GPT-3: Model bahasa yang bisa menghasilkan teks sama seperti manusia. Bahkan produk ini berhasil di gunakan di berbagai aplikasi, termasuk chatbot, pembuatan konten, serta terjemahan bahasa.
- Codex: Salah satu platform bertenaga AI yang bisa menulis kode ke dalam berbagai bahasa pemrograman, termasuk diantaranya Python, JavaScript, dan Ruby.
- DALL-E: Sistem AI yang bisa menghasilkan gambar dari deskripsi tekstual.
- CLIP: Sistem AI yang bisa mengenali serta mengklasifikasikan gambar berdasarkan dengan deskripsi bahasa alami.
- Gym: Perangkat sumber terbuka dengan tujuan untuk mengembangkan dan membandingkan algoritme pembelajaran penguatan.
- RoboSumo: Platform robotika yang di gunakan untuk mengembangkan dan menguji robot otonom.
- GPT-4: Model bahasa multimodal besar yang bisa memecahkan masalah sulit dengan akurasi yang jauh lebih tinggi berkat adanya pengetahuan umum dan kemampuan pemecahan masalah yang jauh lebih luas.
Peran OpenAI dalam Trading dan Investasi Crypto
Adapun, potensi pertumbuhan dan inovasi di dalam bidang OpenAI dan crypto bisa di katakan signifikan. Karena pasar crypto telah menjadi lebih kompleks dan lebih canggih, teknologi OpenAI yang bisa berguna dalam industri ini. Adapun peran OpenAI di dalam industri crypto yakni sebagai berikut:
1. Bot Perdagangan.
Beberapa model serta algoritma AI memungkinkan untuk di integrasikan kepada bot trading. Dengan tujuan untuk membuat keputusan trading otomatis yang berdasarkan dengan data dan analisis pasar.
2. Pemeriksaan Kode Smart Contract
Model generatif sama seperti GPT-3 yang di rilis oleh OpenAI bisa digunakan untuk menghasilkan kode smart contract. Kode ini bisa membantu meningkatkan kualitas serta keamanan kode smart contract itu sendiri. Sementara itu, beberapa model dari OpenAI bisa digunakan untuk menganalisis kode smart contract dan memprediksi potensi bug dan masalah keamanan.
3. Analisis Blockchain
Model-model OpenAI bisa di gunakan untuk menganalisis data blockchain, seperti halnya volume transaksi dan tingkat kesulitan untuk mendapatkan wawasan mengenai kesehatan jaringan. Khususnya secara keseluruhan dan mengidentifikasi potensi kerentanan yang bisa terjadi.
Sebagai contoh, model-model tersebut bisa dilatih agar bisa mengidentifikasi pola-pola di dalam data blockchain. Adapun, data ini bisa menunjukkan potensi serangan dan ancaman keamanan yang lainnya. Selain itu, beberapa model dari OpenAI bisa digunakan untuk menghasilkan simulasi lingkungan jaringan blockchain yang bisa digunakan dalam pengujian dan analisis keamanan.
4. Pemrosesan Bahasa Alami
Model Natural Language Processing (NLP) bisa di gunakan untuk menganalisis artikel berita, postingan media sosial, serta data teks lainnya. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi tren yang terkait dengan crypto tertentu. Hal ini juga bisa berguna untuk memahami sentimen pasar khususnya bagi para pedagang dalam membuat keputusan yang bijak.
Selain itu, model NPL ini juga bisa di gunakan untuk membuat asisten virtual yang bisa membantu para pengguna dalam memahami dan mengelola investasi crypto mereka. Asisten virtual ini nantinya bisa menjawab pertanyaan mengenai koin tertentu, memberikan data pasar real-time. Dan bisa membantu dalam keputusan pembelian maupun penjualan.
5. Deteksi Penipuan
Hal seperti ini bisa di gunakan untuk mendeteksi aktivitas penipuan di dalam bursa dan dompet crypto, seperti halnya phishing, peretasan, serta pencucian uang. Selain itu, model-model yang di pilih juga bisa di gunakan untuk membuat sistem manajemen risiko. Khususnya dalam membantu investor dan pedagang crypto untuk menilai dan memitigasi risiko terkait dengan investasi di pasar crypto.
Itulah di atas pembahasan mengenai OpenAI, dengan adanya teknologi AI bisa memudahkan banyak orang dalam mengerjakan sesuatu. Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda ya!.